Harmonika Hidup Di Perantauan

=============
Haloo...

Kali ini akan ada yang beda di blog ini, kenapa? Karena disini akan ada sesuatu yang menggugah hati.. Apa itu? Cekidot....
Mana nih yang baru pernah merasakan bagaimana rasanya hidup di perantauan? Gimana? Asing? Lara? Namanya juga baru pertama. Nah disini saya akan bercerita tentang hal asing yang banyak kita alami di dunia perantauan ini.

Sebenarnya kita adalah manusia-manusia yang tak pernah mengerti bagaimana caranya bersyukur dengan baik dan benar, kita selalu merasa kurang, merasa paling hebat di dunia, padahal? Kita hanyalah manusia-manusia lemah yang butuh asupan pemahaman. Jujur saja saya adalah seseorang yang labil, cengeng, ya banyak sekali kekurangan di dalam diri saya ini.
Salah satu hal bodoh yang saya lakukan yaitu pernah berkata bahwa saya "membenci rumah" rasanya jika waktu bisa kembali di putar saya akan menarik semua perkataan itu.. kenapa? Karena kita baru akan sadar bahwa kita "membutuhkan rumah" dan segala isinya ketika kita sedang berada jauh didalamnya yaps benar alias merantau jauh di kota orang dengan segala macam tantangan yang pastinya lebih berat, kita mungkin sekali dua kali bisa menghandlenya, tapi apa iya bisa selamanya? Tidak semudah itu, ada suatu titik dimana kita akan merasa merindukan rumah yang tenang, rumah yang selalu mengerti segala resah gundah kita, termasuk isi rumah yang istimewa di hati yaitu ayah dan ibu, dua orang yang dulu selalu menasehati kita, memarahi kita, menyayangi kitaa dengan berbagai macam carannya namun kita abaikan begitu saja segala ucapannya. Akan selalu ada rindu yang menggebu di dalam kalbu, akan ada sendu yang tabu. Akan ada pendewasaan di balik semua ini. 
Bicara tentang pengalaman, saya pernah bahkan sedang merasakan laranya berada di fase ini, harus jauh dari orang yang kita sayang, harus menahan rasa sakit sendiri dengan bungkam, awalnya memang berat orang yang gemar bercerita seperti saya ini harus menjadi orang yang diam diantara kerumunan kesepian. Rasanya malah begitu mencekam, selalu mengingatkan saya tentang rumah dan segala isinya, rasanya hampir selalu ingin pulang, memperbaiki segala sesuatu yang berada disana, melihat senja dari orang tua kita, memeluk erat ayah dan ibu kita, tapi ada banyak hal yang tidak boleh kita kecewakan.
Ada tiga tipe anak rantau salah satunya yaitu
  • Merantau karena bekerja
  • Yang merantau karena kuliah atau sekolah
  • Yang mernatau karena keegoisan
Mungkin kalau saja niat kita berkomitmen dengan tipe satu dan dua, rasa merantau ini tak akan sesakit nomer tiga, ya merantau karena keegoisan, yaitu karena kita sok-sok'an mengikrarkan bahwa "aku pengen cepet-cepet pergi dari rumah", "aku bosan" dan lain-lain itulah yang kan membuat rantauan kita terganggu, yang akan membebani kita, yang akan membunuh jiwa kita. Kenapa? Karena kita akan memakan omongan kita sendiri, keegoisan yang nantinya akan kita sesali ketika benar-benar sudah merasakan bagaimana merantau yang sesungguhnya itu.
Ada beberapa masalah yang kita hadapi di perantauan yaitu :
  • Belum siap dengan hal asing
  • Kaget karena harus melakukan segala hal sendiri alias mandiri
  • Sulit untuk beradaptasi 
  • Merindukan rumah dan segala isinya
  • Takut dengan hal-hal buruk yang akan menimpa orang tua kita alias negatif thinking
  • Kesehatan baik fisik maupun dompet hehe
  • Bohong, sering berbohong pada orangtua kalau hari ini semua baik-baik saja padahal kita belum makan hehe
  • Masalah demi masalah
Tapi janganlah pernah merasakan takut untuk mencoba hal baru, yakinlah bahwa semua orang pasti merasakan fase ini, contohnya lihatlah kakak kita yang mungkin lebih memiliki banyak pengalaman rasa sakit yang sudah mereka rasakan dibanding kita, kita harus berkomitmen pada diri kita bahwa "kita pasti bisa". 

Ingat tujuan kenapa kita ada di sini di "perantauan" ini semua semata-mata hanya untuk kedua orang tua kan? Jadi kita tidak boleh mengecewakan mereka yang sedang menanti dengan wajah berseri, berharap anaknya akan datang membawa happy...
 Nah ini ada beberapa tips untuk mengatasi lara ketika berada di "perantauan" :
  • Berkomitmen
  • Selalu ingat pada siapa yang menciptakan bumi dan sepenuhnya alias rajinlah beribadah
  • Menghargai diri sendirilah, yakin pasti bisa!
  • Selalu melakukan hal positif alias menyibukkan diri agar fikiran tak melulu terbayang akan rumah
  • Mencoba mencintai lingkungan baru sekitar kita
  • Menjaga kesehatan karena dengan sehat otak kita tak akan terus terbayang akan rumah 
  • Menuliskan mimpi-mimpi yang harus kau capai
  • Menarik nafas agar hati dan pikiran terus sejalan
  • Berolahraga lah jika memiliki waktu luang
  • Jangan menganggap bahwa didunia ini hanya kita yang merasakan lara.
  • Sempatkanlah waktu untuk berkomunikasi dengan orangtua sekedar menanyakan kabarnya
Nah kira-kira gimana nih? Fase ini memang perih yah.. Kita harus memaksa diri untuk betah berada pada apa-apa yang belum kita sayangi... Malam-malam menangis dibawah bantal karena gak betah, sampai berhenti tidur sendiri karena capek. Ini semua wajar kok, tak perlu resah dan khawatir menangislah jika ingin menangis, karena setelah hujan pasti akan ada reda.. Kata orang termasuk abang saya lara ini hanya sementara selebihnya kita akan merdeka.. Katanya setelah beberapa bulan kita pasti akan terbiasa dengan segala sesuatu yang baru di "rantauan ini" 

Artikel ini di tulis Oleh :
Salsa Syafa [ http://salsasyafa.blogspot.com ]



=============

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Harmonika Hidup Di Perantauan"

Post a Comment

Quote"

Berikan komentar dengan baik dan sopan, pengunjung yang baik akan memberikan penilaian untuk setiap artikel yang dibaca, komentar yang memakai kata-kata kotor dan SARA akan dihapus oleh admin.
Terimakasih salam sukses